Pengalaman Menanam Chives (Daun Kucai) dari Biji - Semai | Herb Series



Daun kucai, apa daun bawang? Kok mirip. Aku nggak pernah btw megang kucai langsung. Jadi nggak tau bau dan rasanya gimana. Kalaupun ada di masakan yang dibeli dan pernah dimakan, mungkin aku nggak sadar itu kucai. Karena mau gimana juga kalau nggak pernah lihat langsung, nggak bisa mendeteksi sendiri, apalagi udah masuk makanan.

Mirip ya sama daun bawang. Mungkin bau dan rasanya juga sama. Katanya sih mirip, cuma lebih mild aja dibanding daun bawang. Nah aku penasaran nih jadinya coba tanam. Mayan kalau bisa dipanen, jadi ada pengganti daun bawang kalo lagi butuh. Daun bawang tuh setiap hari dipake soalnya hahaha. Mungkin lain kali aku tanam daun bawang juga aja.

Udah sering sih tanam daun bawang yang beli dari tukang sayur gitu. Tinggal ditancepin aja akarnya ke tanah, terus tumbuh deh. Cuma nggak bertahan lama gitu. Abis 2 kali panen biasanya dia mati. Dan pas regrow tuh nggak setebal awal-awal gitu daunnya, padahal tanahnya subur aku yakin. Apa harus dari biji ya? Bingung. Bukannya dia tipe tanaman perennial? Apa bukan ya? Makanya aku mau coba tanam kucai, karena katanya dia perennial yang terus tumbuh gitu. Jadi coba dulu daun kucai.



Sebelum tanam, pastikan benihnya berkualitas baik ya. Soalnya sejauh ini, kualitas benih itu ngaruh. Semakin fresh benihnya, germinasinya semakin baik. Nah aku selama ini pakai benih haira seed, cocok gitu. Germinasinya yang paling baik. Merk urban garden juga bagus sih. Kalau benih impor packing original bermerk (no repack, no KW), udah pasti bagus sih (asal nggak expired lama aja). Cuma mahal boook, soalnya isinya banyak juga sih. Dan aku biasanya nggak mau beli benih banyak-banyak untuk 1 jenis. Karena aku cuma berkebun rumahan aja gitu kan. Tapi kadang butuh juga sih yg isi banyak, kayak oregano dll. Benihnya keciiiiil kayak debuuuu soalnya. Tapi sejauh ini, yang paling aku suka ya merk haira seed dan urban garden sih.



Ukuran benihnya kecil tapi nggak kayak butiran debuh layaknya oreganoh. Jadi bisa ditimbun di tanah, alias dikubur sama tanah gitu.



Jadi setelah sebar benihnya di atas media tanam, tutup lagi dengan media tanam tipis-tipis, biar kekubur benihnya. Kalau aku sih, karena males ambil media tanam lagi, jadi setelah disebar benihnya, aku aduk-aduk aja tuh sampai kira-kira udah nyungsep benihnya ke dalam. Benih kucai yang nggak kekubur juga bakalan tumbuh kok, insyaAllah.

Nah baru deh siram lagi. Aku pakai spray. Tapi bisa juga pakai botol aqua yang tutupnya di lubangin kecil-kecil pakai jarum.

Media tanam yang kupakai, seperti biasa, beli jadi. Isinya tanah, kompos, pupuk kandang, sekam bakar. Terus aku tambahin pasir kucing, dan perlite. Biar tambah poros aja medianya.

Potnya aku pakai semacam pot aqua gelas bekas yang kubersihkan dulu gitu. Bukan aqua sih, nggak tau minuman apa, adeku yang suka jajan, aku kumpulin doang. Jangan lupa dilubangin bawahnya buat jalan keluar air. Aku pakai alat tusuk gitu sih (punya gitu, tapi lupa dulu beli buat apa). Bisa pakai gunting juga kok, kan ini plastik tipis gitu.

Terus setelah semai, pot kecil ini ditutup pakai plastik bening lagi. Biar kelembabannya terjaga, jadi nggak perlu siram-siram lagi sampai berkecambah. Nanti kalau sudah ada setidaknya 1 yang berkecambah, lepas plastiknya ya, biar nggak lembab, nanti ngundang jamur.

10 hari setelah semai, sudah keliatan kecambah bangkit dari tanah

Untuk penyiraman, aku siram "hanya" ketika atas media tanamnya sudah terlihat kering. Jadi jangan siram-siram terus kalau masih kelihatan basah (gelap) media tanamnya ya. Kasian akar tanaman juga butuh bernapas. Dan ngundang jamur juga kalau disiram terus. Kecuali beberapa tanaman yang emang suka air dan kelembaban tinggi. Kucai setauku normal sih. Jadi siram ketika mulai kelihatan kering atasnya aja.

Aku belajar dari pengalaman pahit soalnya. Tanamanku pada mati semua karena kerajinan nyiram. Tiap pagi siram, padahal mereka ternyata belum butuh. Akhirnya satu per satu mati. Katanya, kesalahan banyak orang itu justru kelebihan nyiram, dibanding kurang nyiram. Tandanya kelebihan siram itu, daun bakal menguning mulai dari bagian bawah. Jadi kalau udah lihat seperti itu, stop siram. Kalau kurang siram itu, biasanya daunnya nggak mulai menguning dulu, tapi justru daunnya kelihatan layu turun kayak sedih, tapi masih hijau gitu, dan belum rontok. Terus lama-lama daunnya kering dan coklat, baru rontok. Jadi begitulah, mirip tandanya, tapi tak sama. Nggak semua tanaman sama juga tandanya, jadi dipelajari karena pengalaman aja..

Keseringan nyiram juga bisa ngundang jamuuuur. Apalagi damping off alias rebah gitu tanamannya. Jadi atas kelihatan masih segar, eh batang di tengah atau deket tanah tuh kayak kurus ilang daging batangnya gitu, terus rebah deh. Biasanya di tanaman yang masih kecil sih ini. Herb-ku yang kutanam banyakan mati karena ini. Tamparan sekali. Masih berusaha sih biar nggak damping off ini. Soalnya kalau udah kena, nggak bisa diselamatkan. Hanya bisa dicegah biar nggak ada atau nggak nyebar ke tanaman lain. Jadi jangan keseringan siram hehe.

12 hari setelah semai

Semoga kucai ini bisa sampai gede ya. Amiiin.. Kalau udah besar bakal ku update insyaAllah.

Oh ya untuk penempatannya, potnya aku taruh di luar sih, tapi ada atapnya dikit. Jadi kena sinar matahari, terang. Tapi yang sinar matahari langsungnya cuma sekitar 2 jam, sisanya ya terang aja. Di teras samping gitu.

14 hari setelah semai

Jadi segitu dulu aja. Nanam apa lagi ya? Haha

Happy gardening~

Salam damai,

Bone

---

Info tanaman
Nama: Kucai (Chives)
Nama latin: Allium schoenoprasum
Lama germinasi: Sekitar 2-3 minggu (pengalamanku sekitar 10 hari)
Suhu germinasi ideal: 21C (Aku sih di sini lebih panas jauh dari itu ya haha, namanya juga Jakarta)
Sinar matahari: Full sun atau part sun (punyaku ditaruh di tempat ada atap tapi terang banget karena teras gitu, hawa Jakarta panas banget). Tapi kalau suhunya ideal, mereka lebih suka full sun.
Tipe media tanam: Poros lebih baik.
Suhu tumbuh ideal: Sejuk. Dataran tinggi kayak Bandung dan Malang mungkin lebih bagus pertumbuhannya. Tapi aku nekat mau nanam di Jakarta. Pasti bisa, harus bisa.
Tipe tanaman: Perennial (Bisa hidup bertahun-tahun kalau sehat). Bunganya cantik banget btw lihat di google.



Popular Posts