Pengalaman Menanam Thyme dari Biji - Semai Tisu | Herb Series
Pernah liat resep-resep roti asin di Youtube pakai herb satu ini. Penasaran rasa dan wanginya kayak apa. Belum pernah liat dan sentuh secara langsung. Kok kayaknya enak gitu ya. Kayaknya aja haha, kan belum pernah tau juga.
Ini tanaman herb mediteranian yang sering banget muncul di resep-resep gitu. Jadi pengen bangeeet punya ni tanaman. Ada sih yang jual udah besar tanamannya, tapi entah kenapa ada tantangan tersendiri untuk menanamnya dari biji atau benih. Benar-benar tantangan sih ini tapi. Gimana enggak, orang aku tinggal di Jakarta, dataran rendah yang akhir-akhir ini panasnnya nggak ketulungan. Sampai bikin kepala pusing walaupun nggak kena sinar matahari langsung. Parah ya cuaca sekarang. Kacau nih. Intinya, tanaman ini sebenarnya tidak cocok tinggal di cuaca dan hawa Jakarta. Tapi.. challenge accepted! *nge-challenge diri sendiri.
Pernah semai tanaman ini dengan benih repack. Entah karena benih tersebut udah nggak fresh lagi atau gimana, tapi yang berkecambah dikit banget. Udah gitu, keesokannya langsung mati kepanasan.... *krik-krik.
Tapi nggak nyerah dong. Beli benih lagi yang isinya banyakan biar persentase kehidupannya lebih baik *kali. Jadilah pakai Haira Seed, nyoba. Aku beli beberapa jenis tanaman dengan merk ini. Kalau baca blog post-ku sebelumnya, keliatan aku udah tanam basil dan parsley pakai merk ini dan germinasinya bagus. Aku beli basil, thyme, parsley, oregano, dan cilantro dengan merk Haira Seed ini. Pengalamanku, germinasinya bagus lho. Tapi usahakan beli yang exp-date-nya masih lama ya.
Oke saatnya menanam~
Benih thyme kecil banget ya. Lebih kecil dari basil. Tapi benih oregano lebih kecil lagi lho, kayak debu hahaha. Nanti aku share tentang semai oregano di lain waktu. Kali ini thyme dulu~
Jadi siapkan wadah kedap udara. Bisa pakai tupperware atau lainnya.
Lalu siapkan tisu dan lipat seperlunya, yang penting muat aja. Lalu basahi tisunya, tapi jangan sampai yang netes-netes airnya ya. Tisunya lembab juga udah cukup. Aku pakai spray gitu basahinnya.
Terus sebar benihnya di atas tisu seperti di gambar.
Setelah itu lipat tisunya, dan pastikan benih bersentuhan dengan tisu. Kalau merasa kurang lembab tisunya, bisa di spray kembali depan belakang. Terus tinggal posisikan tisunya di dalam wadah.
Tutup wadahnya dengan penutupnya. Terus simpan wadah ini di suhu ruangan. Aku simpan di kamar, di atas lemari gitu. Kamarku lebih sering lampunya nyala, kalau tidur ya mati lampunya. Jadi menurutku perlakuan gelap terang itu nggak penting pas nyemai ini. Yang penting itu malah suhu... suhu germinasi thyme sebenernya rendah lho, idealnya 21C. Lah Jakarta... malam aja panas toh, padahal udah pake AC pas malam (mungking emang AC-nya nggak dingin kali ya hahaha).
Tapi alhamdulillah.. germinasi kok! Cepet juga!
3 hari kemudian benih thyme-ku sudah berkecambaaah~ Saatnya di pindah tanam~
Nah ini kekurangannya kalau pakai metode semai tisu. Harus di transplantasi ke media tanam pas masih bayi. Jadi rawan banget sebenernya. Harus hati-hatiii banget pas mindahinnya. Jangan sampai akarnya putus, takut nanti mati.
Prosesku gini:
- Siapin wadah berisi media tanamnya. Aku pakai wadah bekas biskuit, bawahnya dibolong-bolongin buat tempat air keluar. Media tanamnya yang beli jadi campuran tanah merah, sekam bakar, kompos, dan pupuk kandang. Media tanam ini disiram dulu biar lembab.
- Lalu saatnya mindahin para bayi thyme. Basahin dulu tisunya biar gampang mindahinnya. Kalau akarnya nempel banget ke tisu, sobek aja tisunya. Jadi tanam sekalian bersama tisunya.
Udah sih gitu aja. Tapi harus hati-hati yaa.
Pastikan kalau habis transplantasi itu, taruh di tempat naungan ya. Alias tidak kena sinar matahari langsung. Soalnya tanaman abis pindah tanam biasanya mudah stress, jadi jangan di kasih sinar langsung dulu. Kalau aku waktu itu transplannya pas sore hari. Jadi mereka bisa napas dan beradaptasi dengan lingkungan baru selama malam berlangsung, tanpa kena sinar.
Foto di atas adalah penampakan thyme keesokan harinya setelah dipindah tanam. Daun kotiledonnya udah mulai membuka. Thyme yang di atas ya, yang bawah itu basil. Posisi thyme ini aku taruh di teras, di atas paga tembok gitu, tapi di bawah atap. Jadi nggak kena sinar matahari langsung, tapi cukup terang.
Foto di atas pas 10 hari kemudian (dihitung dari foto sebelumnya ya). Udah mulai keliatan daun sejatinya 1 set kecil-kecil. Maaf fotonya kurang fokus ya, pas lagi panas-panasnya foto soalnya haha.
Nah ini foto 12 hari setelahnya, dihitung dari tanggal foto sebelumnya ya haha. Jadi kalau dihitung dari transplan sih, ini udah hari ke 23 setelah transplan. Udah ada 1 batang yang punya 2 set daun sejati tuh, tinggi tapi mungkin karena cari sinar. Nggak papalah. Sebelahnya keliatan cuma 1 tanaman aja ya haha, yang lainnya udah ku pindah tanam. Gara-gara wadah ini saking kecilnya cepet bangeeet kering. Kasian thyme-nya cepet hangus gegara kepanasan (bisa diliat ada yang hangus di paling kiri).
Aku siramnya tiap hari sih, pagi-pagi. Tapi kadang kalau masih keliatan basah, nggak kusiram dulu. Tapi tricky banget sih. Takut kepanasan, tapi sering siram takut mati juga.
Sejauh ini, udah banyak bibit thyme yang mati karena kepanasan (kering hangus gitu). Sediiiih. Jadi aku pindahin posisinya lebih dalam lagi, dekat pintu masuk rumah gitu, jadi biar lebih teduhan. Walau hawa tetap panas sih, tapi setidaknya teduhan huhuhu. Semoga ada bibit yang kuat dan survive sampai besar. Biar nanti perbanyakannya dengan metode stek aja lebih mudah sepertinya.
Kapan-kapan aku update lagi kalau lagi pengen hahaha~
Salam damai,
Bone
---
Info tanaman
Nama: Common Thyme
Nama latin: Thymus Vulgaris
Lama germinasi: 14-28 hari (pengalamanku 3 hari)
Suhu germinasi ideal: 21°C
Sinar matahari: Full sun atau part sun (punyaku ditaruh di tempat teduh karena hawa Jakarta panas banget)
Tipe media tanam: Poros, kalau lebih banyak pasir sepertinya lebih bagus karena lebih poros dan nggak lembab banget. Katanya mereka lebih suka media yang agak kering dibanding lembab. Mungkin kayak rosemary jadinya. Siram ketika mulai agak kering aja. Tapi karena Jakarta panas bagnet, aku siram tiap pagi, kadang sore pun aku spray medianya. Mungkin kalau udah besar lebih nggak rewel
Suhu tumbuh ideal: Yang adem-adem aja. Nggak panas, nggak dingin. Dataran tinggi kayak Bandung dan Malang mungkin lebih bagus pertumbuhannya.
Tipe tanaman: Perennial (Bisa hidup bertahun-tahun kalau sehat).