Pengalaman Menanam Sage dari Biji - Semai Metode Tisu | Herb Series


Sage. Dulu pernah dengar nama tanaman ini di dunia woo-woo alias supernatural, parapsikologi, paranormal atau psychic dll haha. Yang biasanya suka digulung terus dibakar gitu. Asapnya yang wangi katanya membantu menetralkan energi di sebuah ruangan. Jadi nggak ada energi negatif lagi gitu. Positif juga ilang sih harusnya ya kalo istilahnya netral hehe. Pas googling lagi, ternyata iya benar itu sage yang dipakai, tapi jenisnya white sage. Beda sama yang aku tanam kali ini.

Aku kali ini tanam sage jenis yang biasa dipakai buat kuliner alias masak (eh bener nggak ya yang ini buat kuliner?). Sebenernya ngasal banget sih beli ini. Kalau lihat di toko online ada tulisan "herbs" aja biasanya langsung kalap terus beli. Padahal harusnya di googling dulu ini manfaat tanamannya apa haha. Kan nggak lucu punya tanaman herbs tapi nggak dimanfaatkan. Ya mungkin bisa aja sih bunganya jadi hiasan atau menarik hati kupu-kupu. Tapi itu juga kalau ada bunganya, kalau enggak gimana toh. Yasudah, udah kebeli dan kita tanam saja. Soal manfaatnya nanti bisalah ya dilihat-lihat lagi haha.

Btw, aku juga beli white sage hahaha. Iseng. Kali bisa sampai gede terus dipanen buat wangi-wangian (padahal belom tau wanginya kayak apa). Aku suka hal-hal berbau supernatural juga soalnya. Tapi aku nggak suka horror, beda lho ya. Supernatural tidak sama dengan horror. Aku hanya manusia biasa yang suka terpesona dengan hal-hal yang tidak bisa dipikirkan oleh logikanya hahaha.

Yasudah, mulai share tentang persemaiannya aja. Metode tisu ya. Udah pernah dibahas sebelumnya bagaimana metode tisu itu di post sebelum-sebelumnya, seperti basil ini.

Semai Sage


Benihnya kali ini aku beli merk urban garden. Aku beli online sih, tapi setauku merk ini juga suka ada di ace hardware bagian gardening. Walaupun aku nggak yakin kalau benih sage ini ada di sana haha. Nggak tau juga sih ya.

Karena aku lihat ukuran bijinya masih bisa dipegang satu-satu, jadi bisa disemai dengan tisu. Lebih tepatnya karena nanti pas udah berkecambah, cukup mudah untuk di pindahkan dari tisunya, karena nggak sekecil dan serapuh benih oregano. Gitu kali ya pikirku. Apalagi isinya cuma 20, dikit, jadi mau nggak mau pake tisu biar lebih besar persentase germinasinya.


Seperti biasa aku siapin tisu, kotak makan, dan spray air buat peralatan semainya.

1. Pertama tisunya aku lipat-lipat sampai ketebalannya pas buatku.
2. Terus aku spray tisunya sampai terlihat basah tapi nggak netes-netes.

Penampakan benih sage


3. Lalu sebar benihnya di tisu.


4. Lipat tisunya biar benihnya ketutup dan menempel ke tisu.


5. Masukan ke kotak makan dan tutup
6. Lalu simpan kotak makan ini di dalam ruangan. Aku taruh di atas lemari di dalam kamarku, biar nggak ganggu aja haha. Jangan sampai kelupaan lama banget ya kalau ada benih yang lagi disemai di situ haha. Takutnya keburu busuk kalau ternyata udah berkecambah tapi nggak dipindah tanam juga. Oh ya, perlakuan gelap terang nggak penting ya. Soalnya kamarku kadang gelap kadang terang karena lampu, ya tergantung aktivitasku aja.

Aku tinggal di Jakarta, dan suhu kamarku cukup panas. Karena AC hanya dinyalakan pas tidur saja. Sisanya bergantung dengan kipas angin. Plus jendelanya nggak pernah dibuka karena menghadap rumah orang haha. Jadi ya.. dikira-kira aja berapa suhunya. Yang penting suhu ruangan udah cukup buat germinasi.


Punyaku berkecambah dalam waktu kira-kira 6 hari. Saatnya di pindah tanam ke media tanam.


Media tanam yang kupakai itu udah beli jadi. Campuran tanah, sekam bakar, kompos, dan pupuk kandang katanya sih. Media tanam tersebut aku campur lagi dengan perlite. Kira-kira aja perbandingannya, aku nggak pakai hitung-hitungan.

Kenapa aku pakai perlite lagi? Biar lebih poros aja sih. Sebenernya lebih ke arah penasaran aja sih. Kulihat orang-orang suka pakai ini hahaha.

Aku sudah menyiapkan polybag kecil yang di isi media tanam tersebut. Lalu aku siram dengan air sebelum proses transplantasi. Soalnya takut shock atau patah kecambahnya kalau disiram setelah transplan. Takut aja. Jadi lebih baik media tanamnya aku basahin dulu sebelumnya.

Untuk proses transplan-nya, aku ambil aja sih kecambahnya yang menempel di tisu. Hati-hati gitu. Jangan sampai putus. Alhamdulillah nggak kesulitan sih untuk sage ini. Cukup besar kecambahnya soalnya.

Lalu tinggal di tanam saja kecambahnya. Tanamnya akarnya saja. Batangnya boleh dibenam dikit, apalagi kalau udah kutilang batangnya (kurus tinggi menjulang), boleh dikubur juga kelebihan batangnya. Tapi sisain batang di atas tanah juga. Jangan cuma sisain daun aja di atas tanah hehe. Takut busuk soalnya.

Terus udah deh. Tinggal taruh di tempat yang teduh dulu selama semalam. Baru besoknya dipindahkan ke tempat yang terang. Aku taruh di teras sih, masih beratap tapi atapnya yang ujung gitu, jadi masih terang.

Sage 10 HSS (hari setelah semai)

Tanaman punyaku memang rata-rata bakal bengkok dikit batangnya mengarah matahari. Soalnya semuanya ditaruh di tempat yang masih ada atapnya (ujung atap). Nggak ada lahan lagi soalnya haha, ya mau gimana. Manfaatkan yang ada.

Sage 19 HSS. Sudah mulai terlihat daun sejatinya.

Aku baca sage itu butuh waktu lama untuk menjadi dewasa. Ya sama dengan tanaman herba perennial lainnya sih. Tapi nggak papa. Aku hanya berharap tanamannya tumbuh sehat, setidaknya nggak mati.

Udah banyak nih tanaman herba di rumah yang mati, terutama yang kecil-kecil kecambahnya. Seperti oregano, chamomile, thyme, dll. Matinya menurutku karena rebah. Rebahnya sepertinya karena jamur. Jamurnya ada sepertinya karena lingkungannya yang lembab. Soalnya akhir-akhir ini suka mendung, terus hujan, terus mendung gitu. Terus mungking memang potnya nggak steril juga. Aku lagi cari-cari gimana caranya buat mencegah rebah tersebut. Soalnya kalau udah rebah, nggak bisa selamat. Jadi bakal tanam lagi deh oregano, thyme, dll yang pada mati itu. Semoga sage ini kuat, soalnya kecambahnya cukup besar sih dibanding tanaman yang kusebut sebelumnya itu. Kalau udah ketemu cara yang ampuh buat mencegah rebah ini, bakal aku dokumentasikan di sini.

Cukup segini dulu deh. Happy gardening~

Salam damai,

Bone

---

Info tanaman
Nama: Sage
Nama latin: Salvia officinalis
Lama germinasi: Sekitar 3 minggu (pengalamanku sekitar seminggu)
Suhu germinasi ideal: 21C (Aku sih di sini lebih panas jauh dari itu ya haha, namanya juga Jakarta)
Sinar matahari: Full sun atau part sun (punyaku ditaruh di tempat teduh karena hawa Jakarta panas banget). Tapi kalau suhunya ideal, mereka lebih suka full sun.
Tipe media tanam: Poros, kalau lebih banyak pasir sepertinya lebih bagus karena lebih poros dan nggak lembab banget. Katanya mereka lebih suka media yang agak kering dibanding lembab. Mungkin kayak rosemary jadinya. Siram ketika mulai kering atasnya aja.
Suhu tumbuh ideal: Sejuk. Dataran tinggi kayak Bandung dan Malang mungkin lebih bagus pertumbuhannya. Tapi aku nekat mau nanam di Jakarta. Pasti bisa, harus bisa.
Tipe tanaman: Perennial (Bisa hidup bertahun-tahun kalau sehat).


Popular Posts